Sabtu, 29 Maret 2014

First Day at Work

Date: Monday, March 17, 2014

Well, ini adalah salah satu hari terbesar dalam hidup saya. Mengapa bisa begitu? Karena pada hari ini adalah hari pertama saya mulai bekerja di salah satu perusahaan asing yang cukup ternama di Indonesia. Ini adalah hari pertama yang sangat menentukan masa depan saya karena di perusahaan ini lah saya akan berkarir dan bekerja untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik Insya Allah. Ini adalah hari dimana mimpi-mimpi saya terdahulu ingin bekerja di salah satu perusahaan asing yang ternama akhirnya bisa terwujud. Mimpi seorang anak yang suka bermimpi suatu saat akan bekerja di perusahaan asing seperti pamannya yang sangat ia banggakan. Meskipun cita-cita terbesar saya adalah bisa bekerja di luar negri sesuai dengan skil atau kemampuan yang saya miliki.

Tapi mimpi untuk bekerja atau melanjutkan studi di luar negri baik itu di Eropa, di Amerika, atau di Negara-negara maju lainnya tidak akan pernah padam karena mimpi itu sudah terpahat mantap di dalam pikiran dan hati saya. Cahaya mimpi itu tidak akan pernah padam dimanapun saya berada sekarang. Karena mimpi itu yang akan membawa saya menjelajahi bumi Allah SWT. yang sangat luas ini. Mimpi yang akan mendorong saya melangkah keluar dari zona nyaman saya selama ini seperti katak dalam tempurung. Yaaa mimpi itu tidak akan pernah pudar sedikit pun meskipun sampai titik darah penghabisan saya akan mewujudkannya suatu saat kelak amin.

Ilustrasi Suasanan di Tempat Kerja

Kembali ke topik utama, dimana hari ini adalah hari pertama saya masuk kerja. Saya akan menceritakan segala hal hari pertama saya bekerja di perusahaan minyak ini. Saya diterima masuk bekerja di perusahaan juga melalui proses yang sama dengan yang lainnya. Saya memasukkan surat lamaran, CV, Ijazah dan lain-lain, kalian mungkin sudah tahu sendiri lah. Setelah itu proses wawancara yang tidak terlalu lama dan akhirnya langsung di terima di department IT perusahaan ini. Karena department ini sangat kebetulan membutuhkan satu posisi yang kosong karena ditinggalkan oleh karyawan sebelumnya yang saya tidak tahu alasannya kenapa.

Mungkin inilah nikmat dari Allah SWT. kepada saya yang memberikan saya kesempatan untuk bekerja diperusahaan minyak ini. Dan saya sangat bersyukur kepada Allah atas apa yang Dia berikan ini. Dimana begitu banyak lulusan sarjana sekarang yang mencari pekerjaan tapi Allah dengan kuasa-Nya mengasihani saya dan memberikan pekerjaan kepada saya. Meskipun latar belakang pendidikan saya berbeda dengan lahan pekerjaan saya sekarang namun itu tidak menutupi keahlian yang saya miliki sebagai ahli bahasa Inggris untuk memberikan kontribusi kepada perusahaan ini. Karena tetap saja keahlian saya dibutuhkan untuk melayani klien-klien atau customer asing/bule yang memiliki masalah atau keluhan apapun dilingkungan perusahaan.

Kantor Utama Chevron di Pasir Ridge Balikpapan

Untuk di ketahui perusahaan minyak ini memiliki tiga cabang di Indonesia. Yaitu di Sumatera, Jakarta dan di Kalimantan tempat dimana saya bekerja sekarang. Nah di department IT ini bertugas mengurus segala kebutuhan dan fasilitas Teknologi Informasi yang dimiliki oleh perusahaan ini. Dari yang saya searching saya mendapat penejalasan tentang Managemen service teknologi informasi. Naha disini lah department saya memiliki tugas penting untuk memaintin dan mengelola sistem informasinya. Dan department saya bertugas melayani segala permintaan dan pertanyaan dari customer atau klien-klien di intern perusahaan sendiri.

Hari pertama ini tentu saja saya tidak langsung bekerja karena saya harus terlebih dahulu memahami tugas kerja dari department it. Sehingga hari pertama ini saya hanya diberikan tugas oleh coordinator IT (Pak Agus yang sangat ramah dan baik) untuk melihat-lihat teman-teman yang sudah berpengalaman bekerja. Saya hanya memperhatikan para service desk bekerja melayani para customer dengan sabar. Bagaimana metode mereka, apa yang mereka ucapkan kepada customer, pertanyaan-2 apa saja yang mereka dapatkan dari customer dan lain-lainnya.

Logo Chevron Corporation


Ini juga yang disebut masa training sebagai karyawan baru di perusahaan ini. Dan saya berharap dimasa training ini saya dengan cepat bisa beradaptasi dengan suasana kerja di kantor. Mungkin besok saya akan melanjutkan lagi lah. Udah ngantuk nih. Good Night. Assalamu alaikum.

Balikpapan: Kota Beriman; Ku Jaga, Ku Rawat, Ku Bela.

Judul tulisan diatas adalah slogan dari kota minyak ini. Yaitu Balikpapan kota beriman; ku jaga ku rawat dan ku bela. Sepintas dalam benak kita pasti memikirkan slogan yang unik dan menurut hemat saya sangat positif. Kota beriman berarti pemerintah kota ini memiliki visi dan misi yang sangat religius karena pemerintahnya menggunakan pendekatan spiritual dalam mengatur, mengolah, dan mengembangkan kota minyak ini. Mungkin, sepengetahuan saya, di Indonesia ini hanya kota Balikpapan yang dengan jelas-jelas menjadikan slogannya sebagai kota beriman. Suatu slogan yang sangat berani dan mulia.

Sebenarnya ini bukan pertama kali saya menginjakkan kaki saya di kota beruang madu ini (julukan lain kota Balikpapan). Beberapa tahun lalu ketika saya masih menginjak bangku SMA itu pertama kalinya saya menginjakkan kaki di kota ini. Namun pada waktu itu saya hanya numpang lewat menuju pelabuhan karena saya dari kota tenggarong karena suatu hal. Jadi pada waktu itu saya tidak sempat menjelajahi sudut kota Balikpapan yang sangat indah ini. Nah sekarang setelah saya berkarir di kota ini, saya dengan leluasa dapat menjelajahi kota ini kemanapun saya mau. Melihat sudut kota Balikpapan yang belum saya ketahui sebelumnya.

Taman Bekapai Balikpapan

Banyak kesan yang terpatri dalam pikiran saya mengenai kota Balikpapan ini, bukan hanya satu tapi banyak hal. Pertama mungkin yang paling kerasa adalah cuacanya yang sangat jauh berbeda dengan kota tempat tinggal saya sebelumnya di kota Bandung. Jika di kota Bandung cucacanya dingin dan sangat sejuk yang membuat kita bisa sangat betah dan tergoda untuk menetap di kota kembang itu, di kota Balikpapan ini cuacanya panas dan lembab. Hampir mirip dengan cuaca di Jakarta atau mungkin seperti di Makassar. Namun bedanya walaupun cuacanya yang panas dan lembab namun nilai plus kota ini ialah lalu lintasnya yang tidak semrawut di Jakarta. Kemacetan di kota ini sangat kecil bahkan sangat minim.

Kemacetan sangat susah kita temui di kota ini, mungkin ada di beberapa titik tertentu. Namun selama hampir seminggu saya menetap di kota ini dan telah melalui jalan-jalan utama/protokol, seperti Jl.Jend.Sudirman, Jl.M.T.Haryono, dan Ring Road,saya belum pernah menemukan sekalipun titik kemacetan. Bahkan perjalanan dengan menempuh sepeda motor dari tempat saya ke tempat kerja saya yang cukup jauh hanya memakan waktu sekitar -+ 20 menit. Di jalan motor saya bisa melaju dengan cepat dan tanpa hambatan dan kemacetan. Padahal kota Balikpapan ini sudah sangat maju dan berkembang padahal kota ini bukan ibu kota propinsi.

Balikpapan juga dikenal dengan sebutan Kota Minyak

Selanjutnya kesan saya terhadap kota ini adalah sangat mengagetkan saya bahwa menurut data survey kota-kota besar di Indonesia Balikpapan adalah kota dengan biaya hidup yang paling tinggi se-Indonesia. Bayangkan brooo, se Indonesia, Jakarta aja kalah tuh yang orang bilang biaya hidup tertinggi. Contohnya aja, jika saya membeli nasi bungkus di Bandung dengan lauk standar saya masih bisa membelinya dengan harga kisaran Rp.6000-7000. Tapi di kota Balikpapan dengan makanan yang sama akan naik dua kali lipat bisa sampai Rp.15.000. Contoh lain, kos-kosan. Jika di Bandung harga 200rb kita sudah bisa mendapatkan kos-kosan yang sederhana namun jika di Balikpapan harga 200rb sudah tidak ada harganya, mungkin hanya bisa untuk kandang ayam. Hehe… Kosan yang paling sederhana di kota ini kita baru bisa mendapatkannya dengan harga 450rb ke atas dan itu tanpa fasilitas kecuali hanya kamar mandi. Harga 450rb/bulan di Bandung kita sudah bisa mendapatkan kosan yang super mewah kali ya yang ada AC dan TV nya.

Kota Balikpapan dikenal dengan sebutan kota minyak karena memang daerah disekitar kota ini dilampahi oleh Allah SWT. dengan kekayaan minyak yang entah kapan habisnya. Maka tidak heran begitu banyak perusahaan asing dari luar yang berlomba-lomba untuk mendirikan perusahaannya di kota ini. Sebut saja perusahaan Total yang basisnya berasal dari Prancis. Ada juga Chevron yang tidak kalah menterengnya yang memiliki basis dari Amerika Serikat dan masih banyak perusahaan asing lainnya yang ada di kota ini. Begitu besar potensi kota Balikpapan  ini sehingga kota ini masih sangat terbuka untuk perkembangan yang sangat pesat di masa depan.

Kota Balikpapan yang kaya akan minyak, Kota yang sarat Potensi

Meninggalkan Kota Yang Saya (Sangat) Cintai

Tepat tanggal 6 Maret 2014 hari kamis, saya memesan tiket pesawat Citylink ke kota Balikpapan provinsi Kalimantan Timur. Ini adalah salah satu keputusan yang terberat dan yang tersulit yang pernah saya buat dalam hidup saya. Bagaimana tidak kota Bandung yang selama 7 tahun telah saya tinggali dan bisa dibilang menjadi kota impian saya harus saya tinggalkan demi mendapatkan kehidupan (pekerjaan) yang lebih baik. Saya harus rela meninggalkan semua kenyamanan hidup di kota kembang ini, kota yang telah saya anggap sebagai kampung halaman saya meskipun saya tidak lahir di kota ini.

Semua pendatang yang pernah singgah atau menetap di kota ini sebagian  besar mungkin setuju dengan pendapat bahwa kota ini membuat siapapun akan betah berlama-lama tinggal. Dengan iklimnya yang sejuk tidak panas seperti kota-kota besar pada umumnya, kehidupan sosialnya yang tidak seperti di Ibu kota Jakarta, pemandangan alamnya yang sangat indah dan menyenangkan, wisata kulinernya yang begitu memanjakan perut kita, kreatifitas anak mudanya dalam berseni dan berwira usaha, wisata fashion dan produk-produk lokalnya yang sangat banyak adalah beberapa alasan yang membuat saya jatuh cinta kepada kota ini. Dan tentu jangan kita lupakan daya tarik mojang Bandungnya yang sudah melegenda di seluruh Indonesia (lebay banget deh).

Gedung Sate Bandung

Selain alasan-alasan di atas yang membuat saya betah tinggal di kota ini, salah satu alasan lainnya adalah kota ini juga termasuk kota pendidikan di Indonesia selain Yogyakarta. Kota Bandung memiliki Universitas Negri yang sangat termashur di Indonesia. Ada 3 universitas negri di kota ini yang masuk ke dalam 10 besar universitas terbaik se-Indonesia. Tiga universitas tersebut di antaranya Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (UNPAD), dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang merupakan almamater saya. Ketiga universitas ini tiap tahunnya selalu menjadi salah satu tujuan favorit bagi para lulusan SMA se-Nusantara untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.
Di kota ini kita bisa merasakan suasana pendidikan yang sangat kental. Kegiatan akademik sangat terasa mengalir di setiap denyut jantung kota ini. Kota ini juga bisa dibilang kota Nusantara dikarenakan mahasiswanya berasal dari seluruh daerah di Indonesia mulai dari sabang sampai merauke. Walaupun saya tidak memiliki data yang pasti namun mungkin sebagian besar orang akan setuju dengan pendapat ini. Kampus ITB terutama merupakan universitas favorit di antara universitas negri di kota ini. ITB selalu berada di tingkat teratas universitas terbaik di Indonesia bersaing dengan Universitas Indonesia di Depok dan Universitas Gajah Mada di Yogyakarta.

Saya tidak bisa membohongi hati nurani saya sendiri bahwa sejak pertama kali menginjakkan kaki saya di kota ini saya sungguh jatuh cinta. Seperti sepasang kekasih yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Begitupun dengan kasus saya pribadi saya jatuh cinta kepada kota ini pada pandangan pertama. Masih teringat jelas di benak saya pertama kali ketika saya memutuskan pindah dari Jakarta ke Bandung setelah menetap selama 3 bulan di Jakarta, saya naik bus dari terminal kampung rambutan. Saya masih ingat jelas Bus Budiman lah yang saya naiki pada saat itu. Dan lagu yang menyambut saya  di dalam Bus itu adalah salah satu lagu daerah sunda yang sangat terkenal dan fenomel “Talak Tilu” (kalau gak salah ya) yang liriknya masih saya ingat jelas ‘nyeri-nyeri-nyeri………………diumbaran’  dan blaaa..blaaa..blaaa. 

Jembatan Layang Pasupati

Pada saat itu saya memiliki firasat kota yang akan saya tuju ini adalah kota yang unik dan menarik. Dan tentu saja hal ini terbukti karena selama 7 tahun saya sangat betah dan kerasan tinggal di kota ini. Mungkin dari sekian alasan yang sudah saya tulis diatas ada dua alasan utama yang membuat saya jatuh cinta kepada kota ini. Yang pertama adalah cuaca atau iklim kota ini yang sangat sejuk. Dibandingkan kota-kota besar lainnya di negri ini, kota Bandung mungkin satu-satunya ibukota provinsi yang letaknya tidak dekat dari pantai seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Makassar, Medan. Letaknya di tengah-tengah pegunungan Jawa Barat yang memungkinkan cuaca dan iklim di kota Bandung sangat sejuk.
Mungkin setiap orang memiliki pendapat yang berbeda tentang hal ini, dan tentu saja saya sangat menghormati dan menghargai pendapat masing-masing orang. Kita tidak bisa memaksakan pendapat kita sama dengan pendapat orang lain karena setiap individu memiliki sisi pribadi yang unik satu sama lain. Tapi bagi saya pribadi cucaca Bandung yang masih segar dan sejuk membuat saya betah tinggal di kota ini.

Alasan kedua ini mungkin sudah sangat klise di masyarakat dan mungkin semua orang sudah tahu alasan ini, yaitu mojang Bandungnya. Saya sendiri tidak mengerti mengapa di kota ini remaja-remaja wanitanya begitu enak dipandang dan elok dimata. Kita akan berlama-lama memandang lekat jika ada wanita yang lewat dihadapan kita. Contoh nyata saja, teman-teman wanita di kelas saya bisa dibilang tidak ada produk gagal, semuanya cantik-cantik (kegeeran nih semua cewek NonDik A 2006 hahaha…). Walaupun jika ada yang kurang cantik tapi mereka pintar mensiasatinya dengan kecerdasan mereka dalam berdandan dan bersolek ria. Saya mengakui daya tarik terbesar wanita Bandung terletak pada kehebatan mereka berdandan dan memadupadankan pakaian mereka.

Taman Musik Epicentrum Bandung

Bahkan cewek-cewek Bandung bisa dibilang menjadi trend center fashion bagi cewek-cewek di Indonesia ini. Ini didukung dengan fakta bahwa Bandung adalah kota fashion terbesar di Indonesia. Tentu tidak ada yang tidak mengenal dengan industry Distro di Indonesia dimana Bandung adalah pusat dan pencetus industry distro. Mungkin itu jugalah salah satu faktor mengapa kota Bandung disebut dengan Paris Van Java. Karena menjadi trend center fashion terbesar  dan ter up to date di seluruh Indonesia. 

Kalau kalian tidak percaya kalian bisa buktikan sendiri ke kota Bandung. Bahkan cewek penjual pulsanya aja cantik dan manis. Pelayan-pelayan di restaurant atau di rumah-rumah makan sama cantiknya juga. Walaupun saya tidak ingin mengeneralisir bahwa semua wanita Bandung itu cantik tapi pada umumnya ya begitu.



Itulah mungkin banyak hal yang tidak bisa saya lupakan dari kota ini, kota yang mungkin sudah menjadi takdir dalam hidup saya untuk saya lalui. Itu jugalah mungkin alasan nama saya seperti kebanyakan nama orang sunda (Ade Wirama) padahal saya tidak memiliki darah sunda. Ayah saya lah yang memberi nama ini karena ketika Ayah saya bekerja di salah satu perusahaan asing di Soerako, beliau memiliki teman yang sangat dekat yang berasal dari kota Bandung. Sehingga suatu saat dia berjanji akan memberikan nama anaknya sesuai dengan nama temannya itu. Itu yang diceritakan oleh Ayah saya mengapa saya diberi nama seperti ini. Ya mungkin itulah suratan takdir.

Sebenarnya hati saya sangat berat untuk meninggalkan kota ini, melihat justru sekarang ini Bandung dengan walikota barunya (yang saya kagumi) mulai berbenah menampilkan wajah barunya yang sangat indah dan menarik. Justru di saat Bandung di pimpin oleh orang yang benar-benar memikirkan rakyatnya saya harus meninggalkan kota ini demi mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di kota Balikpapan. Saya masih sempat melihat kinerja walikota baru dengan sentuhannya dia menyulap taman-taman yang dulunya tidak menarik sekarang begitu nikmat untuk dikunjungi. Lihat saja beberapa taman yang sudah ada seperti Taman Jomblo yang sangat iconic, taman musik Bandung, taman lansia dan taman-taman lainnya yang dilengkapi dengan Wi-Fi gratis.

Taman Pasupati (a.k.a. Taman Jomblo)

Sabtu, 15 Maret 2014

Tidak Ada Kata Terlambat

Well, awalnya tujuan utama saya membuat blog ini semata-mata untuk menulis rekaman perjalanan kehidupan futsal saya. Sebuah bidang olahraga yang menjadi passion dan cita-cita terbesar dalam hidup saya. Blog ini pada awalnya bertujuan ingin berbagi segala sesuatu tentang olahraga futsal yang semakin berkembang di negara kita ini, Indonesia. Dimana masih sedikit bahkan bisa di hitung jari insan-insan perfutsalan Indonesia yang memiliki blog sebagai wadah untuk berbagi manfaat atau sekedar sharing tentang olahraga futsal.

Namun dalam perjalanan kehidupan saya belakangan ini dan kembali mengevaluasi sampai mana pencapaian saya dalam olahraga yang saya cintai ini, maka dengan berat hati saya harus segera banting setir demi berfikir realistis untuk masa depan saya. Pada awalnya saya begitu yakin bahwa di futsal ini lah saya akan berkarir dan mendapatkan penghasilan hidup untuk masa depan saya. Namun melihat kondisi perfutsalan kita di negara ini yang masih jauh tertinggal dengan negara-negara asia dan eropa lainnya, pikiran saya mulai terbuka (walaupun terlambat) bahwa passion saya ini belum bisa menghidupi dan mencerahkan masa depan saya.

Oleh karena itu saya harus cepat mengambil keputusan dan merubah haluan hidup saya sehingga saya bisa hidup mandiri dan tidak tergantung lagi dengan orang tua saya. Tolak ukur saya mengapa saya gantung sepatu dari dunia futsal sangat lah sederhana, futsal belum bisa memberikan penghasilan tetap bagi para pemainnya. Saya sangat tahu jelas teman-teman saya sesama pemain futsal hanya mengandalkan hadiah dari kompetisi dimana mereka menjuarainya. Namun sebenarnya ini lah yang membuat saya sedih. Bagaimana tidak rata-rata hadiah kompetisi futsal di Bandung (mengingat dulu saya berdomisili di Bandung) dalam kategori umum paling tinggi 2-3 juta. Bayangkan jika puluhan tim yang ikut di kompetisi tersebut hanya memperebutkan hadiah yang bisa dibilang tidak seberapa itu, dan harus lagi dibagi 14 orang dalam satu  tim. Bisa dibayangkan bagaimana susahnya mencari kehidupan di lapangan futsal hanya melalui kompetisi-kompetisi.

Saya sangat menyadari dan begitupun teman-teman seperjuangan saya sesama pemain futsal sangat menyadari keadaan ini. Namun karena kecintaan dan jiwa raga kami hanya untuk futsal, kami bisa mengesampingkan hal itu (untuk sementara). Passion kami terhadap futsal bisa membutakan rasionalitas kami bahwa futsal di negara tercinta ini belum bisa mensejahterakan kehidupan  para pemain futsal. Hanya kecintaan yang mendalam terhadap hobbi ini yang membutakan kami bahwa mau sampai kapan kami harus seperti ini.

Tapi bagi saya pribadi tidak pernah ada kata penyesalan sedikitpun dalam hati saya bahwa saya pernah terjun ke dunia futsal, tidak sama sekali. Bahkan dari dunia futsal inilah banyak hal yang dapat saya petik sebagai pelajaran kehidupan di masa depan. Dengan futsal perkenalan saya dengan orang-orang tidak hanya sebatas di kota Bandung saja. Saya bisa mengenal teman-teman sesama pemain futsal di seluruh Indonesia melalui kejuaraan-kejuaraan Nasional. Saya tidak akan pernah menyesal sekali lagi. Tidak akan pernah.

Sebagai penutup blog ini akan saya gunakan sebagai tempat untuk mengekspresikan segala hal yang saya senangi, seperti kehidupan, perjalanan, petualangan, musik, film-film, kebudayaan, novel, bahkan futsal  itu sendiri. Saya tentunya tidak akan meninggalkan futsal secara total. Meskipun sekarang saya sudah tidak aktif lagi sebagai pemain futsal baik amatir maupun profesional tapi saya tetap bisa menjadi pelatih dan berbagi ilmu futsal yang saya peroleh selama ini kepada orang lain. Mungkin sudah saatnya saya memberikan kesempatan kepada generasi yang lebih muda jika ingin melanjutkan karir di dunia futsal. Mungkin sudah saatnya saya hanya bisa berbagi ilmu saja.

Karena meskipun sekali lagi saya baru menyadari bahwa kehidupan ini begitu singkat jika kita hanya mengisinya dengan satu warna saja padahal banyak sekali warna-warni yang menarik di luar sana yang bisa mengisi, mewarnai, mencerahkan kehidupan kita seperti musik, film, budaya, perjalanan, petualangan, pendidikan, novel, buku-buku, dan kehidupan itu sendiri. Jadi intinya saya tidak ingin menyia-nyiakan hidup saya ini hanya bergelut dalam satu bidang saja. Saya ingin mewarnai kehidupan saya dengan banyak hal, dengan melakukan banyak hal, dan pergi ke banyak tempat. See you in next chapter.